Cerita nya dapat pesan via Whats app
dari akak rizma yang ingin sekali saya share tentang seni Dul Muluk salah satu
seni teater asli Palembang, dengan kekuatan hp Jadul saya memulai mencari tahu
tentang teater Dul Muluk karena saya asli Palembang pun baru 1 kali melihat
pertunjukan Dul Muluk itupun tanpa disengaja karena mampir ke rumah teman
ternyata di sana ada penyelenggaraan Dul Muluk, tetapi sekarang seni budaya ini
seperti nya tenggelam entah oleh zaman atau karena penikmatnya yang semakin
sedikit karena mayoritas penikmat seni teater Dul Muluk ini adalah Opa dan Atok
(Malaysia punya produk)., apalagi sekarang banyak pementasan seni yang lebih terkenal di kota Palembang seperti
tari india.
Pelakon yang sedang pentas |
Tetapi jangan sedeh buat atok dan opa
di rumah teater Dul Muluk sering
terlihat di televisi lokal di kota Palembang salah satu nya tv lokal TVRI
Sumsel,.
Bercerita tentang pentas teater Dul
Muluk yang awal mulanya, siapa saja pelakon yang terlibat serta dimana Dul
Muluk dapat kita ketahui keberadaan nya sekarang, woke dengan kekuatan Hp jadul
saya akan menceritakan semua nya secara detail sehingga akak rizma akan merasa
puas,.
Apa itu teater Dul Muluk ?
Teater Dulmuluk adalah teater
tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota Palembang. Awal mula
terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk di sekitar
rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854 (dimana kita tahun ini). Agar
lebih menarik, pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa
orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan. (rindu terbangan hihihi).
Dulmuluk berawal dari Kitab Kejayaan
Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair
Abdul Muluk. Ada dua pendapat oleh penulis kitab ini, yaitu Raja Ali Haji bin
Raja Achmad dari Pulau Penyengat oleh Indra Sakti (Riau) – versi DR. Philipus
Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim di Batavia) dan versi Von de wall
menyebut Saleha, sepupu raja Ali Haji. Kitab ini kemudian dipentaskan dalam
bentuk teaterikal.
Pada tahun 1860 syair “Kejayaan
Kerajaan Melayu” juga diterbitkan di Singapura dalam bahasa Melayu oleh
Syaidina dan Haji M. Yahya. Pada tahun 1893 Dr. Philipus mencetak kembali
dengan menggunakan bahasa latin, diterbitkan oleh Tijschrift Van Nederlands
India di Roterdam. Kemudian muncul sebuah buku yang diterbitkan oleh De Burg
Amsterdam dengan judul “Syair Abdul Muluk”, yang banyak mengalami
perubahan-perubahan seperti: Berbahan menjadi Berhan, Siti Arohal Bani
menjadi Siti Roha, Abdul Roni menjadi Abdul Gani dan sebagainya. Perubahan
tersebut karena penyesuaian ejaan waktu itu.
Perbedaan pentas teater Dul Muluk dengan teater tradisional
lainnya ?
* Dialognya seringkali menggunakan
pantun dan syair
* Peranan wanita diperankan oleh
laki-laki, atau tepatnya hanya laki-laki yang bermain
* Di awal dan di akhir pertunjukan Dulmuluk
terdapat nyanyian dan tarian yanng bernama “Beremas”
* Dalam pertunjukan dulmuluk,
menampilkan kuda dulmuluk sebagai ciri tersendiri
* Adanya tarian dan nyanyian di
dalam pertunjukan dulmuluk yang digunakan sebagai simbol, contohnya
seperti saat sedih, senang, marah, ataupun mengungkapkan isi hati biasanya
diungkapkan sambil berdendang dan menari
* Cerita dulmuluk hanya
menceritakan dua syair, yaitu syair Raja Abdul Muluk dan syair Zubaidah
Siti.
Ada beberapa yang menarik ternyata sebelum pementasan teater
dul muluk yaitu pelakon harus berkumpul di suatu tempat khusus yang disebut kebung untuk
berpakaian dan bersolek sesuai watak para tokoh yang akan diperankan. Sebelum
pertunjukan dilakukan, doa selamat dengan menyiapkan seperangkat hidangan yang
terdiri dari nasi gemuk, sebutir telur dan seekor ayam panggang, serta dupa/
kemenyan yang dibakar di pedupaan. (inilah adat istiadat budaya yang sudah
berkembang sepanjang zaman).
Setelah dibacakan doa, nasi dan laik dibagi rata sebagai
penyempurna syarat upacara. Salah satu pemain sebagai pemeran utama bernama
Sultan Abdul Muluk. Seorang anggota yang menjadi pimpinan, menyanyikan lagu bekisoh
atau salam pembuka dari dalam kebung. Setelah itu, seorang demi seorang
pelakon keluar dari kebung untuk melaksanakan upacara Beramas atau
salam pembuka kepada penonton, setelah selesai pemain kembali masuk kebung.Selanjutnya,
adegan demi adegan berlangsung sesuai jalan cerita.
Setiap pemain seni pertunjukan Dulmuluk dituntut
kemampuannya untuk dapat bernyanyi sesuai dengan tuntutan perannya. (jadi ada
ide bagaimana kalau pentas teater Dul Muluk di masukkan beberapa hal hal modern
yang berkembang saat ini agar terlihat manjah/ Doa dalam hati).
Sebelum tahun 1972 biasanya pertunjukan Dulmuluk dilakukan
di lapangan terbuka di mana penonton berada di arena, kemudian mulai tahun 1972
pertunjukan dilakukan di atas panggung, agar penonton yang ada di barisan depan
lebih fokus menikmati pertunjukan Dulmuluk. Pesan moral disampaikan
melalui hadam, semacam syiar-syiar Islam, mengaji, dll.
Selain itu lho thema dalam teater Dulmuluk banyak cerita
rakyat palembang yang biasa di pentaskan untuk mengisi tema seni theater ini,
seperti cerita Si Pahit Lidah , Mata empat, Legenda pulau Kemaro, Putri kembang
Dadar, dan masih banyak lagi.
Waduh jadi beneran rindu pentas teater Dulmuluk apalagi jika
dikembangkan dengan arus modern sekarang pasti pentas ini semakin banyak
peminat dari semua kalangan, ayok warga Palembang pemuda dan pemudi nya yang
kreatifitas nya semakin terbuka kita bangkitkan kembali teater tradisional kita
apalagi ini adalah salah satu warisan budaya kota kita jangan sampai hilang
apalagi ada Asian Games 2018,. Jangan Cuma budaya barat kita kembangkan budaya
kita tenggalam. (menghela nafas panjang).
Sumber :
Direktorat
Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya. 2013. Warisan Budaya Tak Benda
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Dulu waktu kecil sering nonton ini, walaupun ingatan udah samar-samar tentang gimana aksi mereka di panggung.
ReplyDeleteKalau gak salah di TV lokal dulu juga sempat ada ya tayangannya.
iya kak rahmad pernah juga nonton secara langsung pentas seni teater ini,.TV lokal TVRI Sumsel sering kak nayangin ini,. tp sekarang sudah redam menghilang. Omnduut.com
DeleteBaru denger tentang kesenian Dul muluk ini. Tontonan rakyat banget, apalagi dipertontinkan di lapangan terbuka. Harus dilestarikan
ReplyDeleteiya mbak dul muluk ini salah satu pentas yang familiar di kota Palembang sekitar tahun 90 an tetapi sekarang lama kelamaan udh menghilang. :)
Delete